Kamis, 30 Juni 2011

Awas, ada Bahaya Laten!!

Ada kecenderungan perilaku end user alat-alat berat yang mempunyai persepsi yang keliru tentang maintenance engine alat beratnya. Apalagi setelah sektor industri tidak memperoleh subsidi lagi untuk bahan bakar jenis solar, kecenderungan end user untuk melakukan mogok maintenance menjadi salah satu jalan dengan maksud menekan cost perusahaan.


Setiap engine alat berat apapun bentuk aplikasinya, pasti memiliki prosedure maintenace yang diwajibkan oleh pemilik merk nya dan seharusnya dipatuhi oleh end user. Semua pemilik merk engine hampir menerapkan prosedure maintenance yang prinsipnya tidak jauh-jauh beda, prosedure tersebut meliputi jadwal yakni kapan setiap periode maintenance dilakukan dan ruang lingkup yakni apa-apa saja yang menjadi target maintenance setiap periodenya.Maksudnya tidak lain (hanya) untuk mempertahankan performance engine selalu dalam kondisi optimal. Tujuannya tentu saja untuk memperoleh efisiensi pemakaian bahan bakar yang semestinya. Mungkin esensi dasar dari tujuan maintenance inilah yang terlupakan oleh end user akhir-akhir ini.


Seharusnya dengan selangitnya harga bahan bakar sekarang ini, end user semakin ketat melakukan maintenance unit engine alat beratnya. Tidak ada alasan bagi end user menunda-nunda atau bahkan mogok maintenance. Karena jika mau hitung-hitungan, biaya loss bahan bakar karena performance engine yang menurun dengan biaya maintenance setiap periodenya, bisa jadi mogok maintenance merupakan bahaya laten yang merugikan perusahaan secara besar-besaran.

Selasa, 28 Juni 2011

Jadikan Customer Raja

Provit itu lebih berarti efek dari akibat praktik bisnis yang mengutamakan kepuasan customer. Jadi disini “Customer is The King” seharusnya bukan semata-mata hanya sebatas slogan saja namun memang menjadi salah satu key factor yang sangat menentukan atas apa yang akan perusahaan peroleh secara jangka panjang. Karena yang ada banyak perusahaan yang mempunyai slogan akan keberpihakann mereka kepada customer namun dalam praktiknya tidak mencerminkan. Sering kali kita terjebak bahwa Good Quality Product dengan How to Give itu saling berdiri sendiri. Apalagi jika kemudian secara sederhana diinterpretasikan oleh pemilik produk dan sole agent produk tertentu bahwa dengan memiliki produk berkualitas bagus dan satu-satunya sudah akan membuat customer datang untuk membeli dan menjadi tidak sensitif lagi terhadap How to give excellent service a customer. Padahal yang perlu diingat, satu-satunya tidak selalu berarti tidak ada yang meniru dan bahkan yang bukan agen tunggal pun bisa memperoleh dan menjualnya kepada customer yang sama bahkan dengan harga yang lebih murah. Lantas seperti apakah seharusnya?

A Good Quality Product is the only Ticket?
Siapa yang berani memastikan bahwa produk yang bagus akan selalu menang? Bukankah ibarat sedang mengikuti sebuah pertandingan produk yang bagus hanya sekedar sebuah karcis saja untuk bisa ikut andil dalam sengitnya kompetisi? Siapa yang berani menjamin dengan mengandalkan produk yang bagus saja anda akan keluar sebagai pemenang? Celakanya lagi jika misal dalam level manajemen sebuah perusahaan yang berlabel sole agent lebih-lebih yang bergerak dalam scope Sales, After Sales dan Service sekaligus, terkontaminasi arogansi atau mungkin malah bentuk dari rasa takut jika not reach of out and touch of target sehingga outputnya adalah arogansi bahwa andalah satu-satunya pemain dalam sebuah pertandingan sehingga menjadi tidak sensitif lagi terhadap hal-hal yang akan berakibat negatif kepada customer satisfaction yang menjadi tujuan. Karenanya haram menerima tawar dari customer, bernegosiasi dengan customer adalah melacurkan diri, barang yang sudah dibeli tidak bisa ditukar lagi diinterpretasikan secara saklek! Ngga tahu lagi deh jika sudah seperti itu, mungkin kita hanya akan memiliki pangsa pasar saja namun tidak akan bisa membuat produk atau jasa kita memiliki posisi di benak customer meski sebaik apapun produk dan betapa unggulnya jasa kita. Sekali lagi profit adalah hasil implikasi dari dari praktik bisnis yang mengutamakan kepuasan customer yang sendirinya akan menumbuhkan brand loyalti, brand awareness meski tidak bisa didapat secara instan.
Apalagi sekarang menjadi susah sekali menyatukan korelasi antara produk berkualitas adalah wajar jika dipatok dengan harga yang selangit. Dengan pengertian customer loyal menjadi tidak sensitif lagi terhadap harga. Padahal begitu banyaknya kemudahan dan pilihan bagi customer untuk memenuhi kebutuhannya jika kita hanya mengandalkan dan berlindung pada produk kita yang genuine dan berkualitas. Yah… mungkin kita hanya akan gigit jari karena teori ini sudah expired dan menjadi menyesatkan.
Serve a Customer
Customer loyal sekarang tidak lagi akan bilang, “Semahal apapun produk anda akan tetap saya beli karena kualitas produk anda lebih unggul” Namun customer loyal sekarang akan bilang, “Saya tidak membeli harga dari produk anda karena jelas lebih mahal, tapi saya memutuskan tetap membeli karena layanan anda lebih memuaskan”. Nah lho… !! Bagaimana kita bisa menyentuh sisi emosional customer dengan memberikan pelayanan yang prima ternyata lebih efektif dibanding jika kita hanya mengandalkan produk berkualitas dan genuine sebagai strategi untuk menang. Karena apa, jika teori elastisitas harga suatu produk parameternya adalah diukur dari produk kompetitor sejenis tentu tidak akan ada customer yang selalu loyal kecuali ada perbedaan harga antara produk sejenis yang sama-sama berkualitas secara signifikan. Apalagi jika hanya mengandalkan produk berkualitas saja sedang diferensiasi produk-produk yang ada tidak terlalu signifikan tentu lebih jarang ada customer yang loyal karena tidak ada resiko bagi customer untuk berganti ke lain produk. Nah, sekarang apa yang lebih masuk akal adalah bagaimana membuat customer membeli bukan hanya karena alasan fungsi, harga dan kualitas produk atau jasa saja melainkan karena ada alasan lain yang lebih mendasar seperti kepuasan customer karena pengalaman customer akan layanan kita yang prima.

Customer Visit





Herdiyanto will conduct periodic visits to each of its customers. Herdiyanto gladly do it to know condition of the unit's forklifts or construction Machineries customer. So theinformation will be obtained earlier customer needs and problems that arise incustomer-owned heavy equipment. Yes, Herdiyanto will do the maximum service to allcustomers.

TCM - Cool Forklift


Only TCM Forklift who can do it. It is a technology and innovation of TCM. Really cool forklift!!!